Berdasarkan buku teks Pendidikan Islam Tahun 5, maksud Iradah dijelaskan sebagai Allah berkehendak melakukan semua perkara tanpa terikat dengan sesuatu. Dalil kepada sifat Iradah diambil dari ayat 16 surah al-Buruj yang bermaksud "Allah berkuasa melakukan apa yang dikehendaki-NYA"
Hujan, panas, peredaran planet malahan gempa bumi dan tsunami semuanya berlaku dengan kehendak Allah. Kejadian-kejadian tersebut juga menggambarkan betapa patuhnya makhluk-makhluk Allah tersebut melaksanakan kehendak Khaliqnya.
Begitulah penerangan yang sepatutnya. Bukan dengan membandingkan kehendak manusia dengan kehendak Allah seperti yang terkandung dalam buku teks, sebaliknya membandingkan kepatuhan manusia dalam melaksanakan perintah dan kehendak Allah dengan kepatuhan makhluk Allah yang lain. Perlu ditekankan juga berbanding manusia yang terlalu kerdil, makhluk-makhluk tersebut juga lebih besar dan hebat penciptaannya.
Panas yang membahang, hujan yang mencurah bumi, matahari yang terbit dari arah timur, bulan yang mengambang pada malam 15 setiap bulan kalender hijriah dan lain-lain berlaku dengan kehendak Allah.
Kehendak Allah juga manusia diciptakan untuk beribadah kepada-NYA, sedang manusia terlalu degil untuk menyempurnakannya. Ketika makhluk-makhluk lain tunduk dan patuh melaksanakan kehendak Allah, manusia begitu angkuh dan sombong menyisihinya.
Allah bersifat Iradah. Allah berkehendak supaya semua makhluk-NYA tunduk dan patuh kepada-NYA. Allah berkehendakkan makhluk-NYA yang bernama manusia melaksanakan perintah-NYA. Allah juga berkehendakkan makhluk-NYA yang bernama manusia tidak mereka-reka atau mencipta sesuatu ibadah tanpa izin-NYA.
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan (selain Allah) yang mensyariatkan untuk mereka urusan agama yang tidak diizinkan Allah?" (as-Syura: ayat21)
Itulah kehendak Allah yang bersifat Iradah. Begitulah sifat orang yang beriman dengan Iradah Allah.
Ulasan