Pada suatu hari, Abu Zar al Ghifari radhiallahu 'anhu pergi ke pasar di Kota Madinah. Di sana beliau melihat masyarakat di sekelilingnya penuh dengan kekacauan dan kebodohan. Pada pandangannya, masyarakat lebih memberi tumpuan terhadap hal-hal duniawi dengan bertindak secara sesuka hati tanpa pedoman serta menjadikan akal sebagai tuhan mereka.
Jiwa sucinya bergetar, rasa takut menjalar dalam dirinya demi melihat kelalaian kaumnya. Abu Zar lalu berteriak, "wahai kaumku, apa yang kalian lakukan dengan harta-harta perdagangan kamu sehingga mengabaikan harta-harta warisan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam yang sedang diagihkan di masjid saat ini." Mendengar teriakan itu, mereka lantas berlari menuju ke Masjid Nabawi dengan harapan dapat memperolehi warisan yang dimaksudkan itu.
Namun ketika mereka sampai di masjid itu malah yang ada hanya orang-orang yang sedang khusyuk mengabdikan diri kepada Allah dan halaqah-halaqah pengajian.
Mereka lalu kembali menyatakan hal yang sebenarnya mereka lihat di masjid suci itu. Maka berkatalah sahabat besar Rasul ini, "itulah sebenarnya warisan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam."
Sekadar renungan dan peringatan bagi kita khususnya buat diri sendiri. Harta dunia jangan ditinggalkan namun mesti ada keseimbangan. Peristiwa di atas berlaku hanya beberapa ketika selepas kewafatan Baginda Rasul. Kini sudah lebih 1400 tahun Baginda meninggalkan kita. Ketika pasar-pasar, kompleks dan gedung-gedung perniagaan padat dengan pengunjung, masjid dan surau ditinggal sepi. Semakin sepi.
Ulasan